Harianmahakam.com – Penajam. Usainya Pilkada Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dalam rangkaian Pilkada serentak 2024 telah menghasilkan Bupati dan Wakil Bupati terpilih yakni Mudyat Noor – Waris Muin yang akan menakhodai pemerintahan PPU 2025-2030.
Terpilihnya pasangan Mudyat – Win dalam pilkada kali ini, tentunya membawa secercah harapan bagi kemajuan PPU sebagai serambi Ibukota Negara (IKN) Nusantara. Namun demikian pengalaman pahit dari pemerintahan sebelumnya juga turut menghantui kabupaten PPU.
Adalah Kasim Assegaf, Ketua LSM Gunakan Tenagamu Untuk Rakyat (Guntur) yang menyampaikan beberapa harapan dan kegelisahan pada pemimpin baru PPU. Ia menyatakan bahwa PPU memiliki pengalaman pahit dan manis dalam proses kepemimpinan daerah.
“Saya kira kita harus optimis bahwa kepemimpinan Mudyat – Win akan membawa mampu membawa PPU ke arah yang jauh lebih baik, namun disisi lain kita juga tidak boleh melupakan pengalaman pahit yang pernah dialami daerah ini.” Ungkapnya.
Kasim menjelaskan, “Jadi kita sudah pernah mengalami masa-masa dimana terjadi ketidakharmonisan antara legislatif dan eksekutif dan berakibat pada tidak disahkannya APBD selama dua kali tahun anggaran pada masa bupati Yusran Aspar, kemudian kita juga mengalami masa yang tidak menyenangkan ketika Bupati PPU harus menggunakan rumpi orange saat di OTT KPK. Beberapa pejabat juga mengalami nasib serupa dan mendekam dibalik jeruji, tentunya kita tidak ingin peristiwa ini terulang lagi.” Jelas Kasim.
Ketika dimintai pendapatnya agar peristiwa tersebut tidak terulang di PPU, pria yang juga akrab disapa Habib itu menyatakan agar tidak ada pejabat titipan yang berfungsi sebagai “wakar” penjaga kepentingan oknum-oknum legislatif dan eksekutif tertentu.
“Jadi kita sudah lihat pengalaman yang lalu-lalu, banyak sekali jabatan baik kepala dinas, kepala bidang dan jabatan lainnya diisi oleh orang-orang yang menjabat karena titipan si “A” atau si “B”, hasilnya, pejabat-pejabat itu hanya berfungsi sebagai “Wakar” (penjaga) kepentingan oknum saja, bukan sebagai pelayan masyarakat, dan kebanyakan berakhir dibalik jeruji besi.” Beber Kasim.
Kasim juga menambahkan, “Ironisnya lagi, kita melihat Bupati terpilih mendatangkan ASN dari luar PPU untuk mengisi jabatan-jabatan lowong, seolah-olah di PPU tidak ada ASN yang mumpuni dalam menjalankan tugas kedinasan. Nah, kita berharap Bupati dan Wakil Bupati kita sekarang yang terpilih ini, tidak melakukan hal itu, karena perilaku semacam itu jelas bisa mencederai para ASN yang sudah mengabdi di PPU sejak awal daerah ini dimerkarkan.” Tambahnya.
Kasim berharap, agar Bupati terpilih bisa mengedepankan prinsip profesionalisme dan pemberdayaan SDM Lokal.
“SDM ASN lokal tidak kalah dari yang dari luar, jadi kita berharap agar Bupati dan Wakil Bupati kita benar-benar mengedepankan profesionalitas dan prinsip pemberdayaan SDM lokal, jangan remehkan SDM PPU dengan mendatangkan SDM dari luar PPU.” Pungkasnya.(red.hai).